Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Neurosains


 UTS

 “ NEORO SAINS “


Disusun Oleh :




Nama : CICI RATNA SARI
Nim   : 1200811








JURUSAN PG – PAUD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

 



1.      Carilah 1 artikel tentang neurosains dalam pembelajaran AUD, kemudian komentar / saran / tanggapan anda !!!

Jawab :

Kuliah I Neurosains dalam Pembelajaran

BAB I
POTENSI ANAK USIA DINI 0 – 8 TAHUN

A.    Keberadaan Manusia

Manusia merupakan makhluk yang dianugerahi oleh Allah SWT berupa emosi, imajinasi, akal dan daya cipta intelektual yang tidak dimiliki oleh binatang. Dari kelebihan tersebut, manusia dapat menemukan berbagai ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang akhirnya memiliki kemampuan yang disebut foresight ability, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi (meramal) kejadian pada masa mendatang.

Manusia memerlukan masa belajar yang panjang, sepanjang hayat. Manusia mempunyai tujuan hidup dan tujuan tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk melangsungkan kehidupan. Menurut Martin Buber, filsuf, mengatakan bahwa hakikat kemanusiaan adalah karena adanya manusia lain (the essence of man is man with man). Kierkegaard berpendapat bahwa manusia disebut manusia bila berhadapan dengan Tuhannya. Filsuf lainnya, seperti Rene Descrates, menyatakan: “Saya berpikir, oleh karena itu, saya ada” (“Cogito, ergo sum”).

Dalam teori Tabula rasa John Locke, manusia dilahirkan seperti kertas putih dan kepribadiannya tergatung dari coretan-coretan yang diberikan manusia lain pada kertas tersebut. William Stern menyatakan bahwa manusia lahir dengan potensi atau disposisi tertentu yang melalui belajar potensi tersebut diubah menjadi kemampuan nyata. Apabila anak telah menunjukkan kemampuannya berarti potensi mereka telah teraktualisasikan (terwujud).

Manusia lahir dengan potensi, namun untuk mengaktualisasikan potensi tersebut manusia perlu mendapat bimbingan dari lingkungan sekitarnya. Jika lingkungan tidak mendukung, maka potensi yang dimiliki manusia tidak akan berkembang. Misalnya, seorang anak manusia (bayi) yang dibesarkan oleh seekor serigala. Dia akan berjalan dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakinya, merangkak seumur hidupnya, karena tidak ada yang mengajarinya berjalan seperti manusia.

B.     Potensi yang dimiliki Otak Manusia

Setiap Anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (inherent component of ability) yang berbeda-beda dan yang terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan. Berbagai kemampuan yang teraktualisasikan beranjak dari berfungsinya otak kita.

Berfungsinya otak kita, adalah hasil interaksi dari cetakan biru (blue print) genetis dan pengaruh lingkungan itu. Pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak yang memuat 100 – 200 milyar sel otak (Teyler, 1977, dalam Clark, 1986), siap untuk dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Jumlah ini mncakup beberapa trilyun jenis informasi dalam hidup manusia (Sogan, 1977, dalam Clark, 1986). Sayang sekali, riset membuktikan bahwa hanya 5% dari kemampuan tersebut (Ferguson, 1973 dalam Clark, 1986). Penggunaan system kompleks dari proses pengelolaan otak ini sebenarnya sangat menentukan intelegensi maupun kepribadian dan kualitas kehidupan  yang dialami seseorang manusia, serta kualitas manusia itu sendiri. Untuk meningkatkan kecerdasan anak maka produksi sel neuroglial, yaitu sel khusus yang mengelilingi sel neuron yang merupakan unit dasar otak, dapat ditingkatkan melalui berbagai stimulus yang menambah aktivitas antara sel neuron (synaptic activity), dan yang memungkinkan akselerasi proses berpikir (Thomson, Berger dan Bery, 1980, dalam Clark, 1986).

Otak dewasa manusia tak lebih dari 1,5 kg, namun otak tersebut adalah pusat berpikir, perilaku serta emosi manusia yang mencerminkan seluruh dirinya (selfhood), kebudayaan, kejiwaan serta bahasa dan ingatan. Descrates pernah mengutarakan bahwa otak merupakan pusat kesadaran orang, ibarat saisnya, sedangkan badan manusia adalah kudanya.

Kecerdasan orang juga banyak ditentukan oleh struktur otak. Cerebrum otak besar dibagi dalam dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpus callosum. Belahan otak kanan menguasai belahan kiri badan. Respon, tugas dan fungsi belahan otak kiri dan kanan berbeda dalam menghayati berbagai pengalaman belajar, sebagaimana seorang mengalami realitas secara berbeda-beda dan unik. Belahan belahan otak kiri terutama berfugsi untuk merespon terhadap hal yang sifatnya liner, logis, teratur, sedangkan yang kanan untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Berfungsinya belahan otak kanan inilah yang perlu digalakan dalam pengembangan kreativitas. Sayang sekali, sekolah-sekolah kita pada umumnya kurang memperhatikan berfungsinya belahan otak kanan.

Pembelajaran yang mengendalikan berfungsinya kedua belahan otak secara harmonis akan banyak membantu anak berprakarsa mengatasi dirinya, meningkatkan prestasi belajar sehingga mencapai kemandirian dan mampu menghadapi berbagai tantangan.

C.    Nature vs Nurture

Keturunan dan factor keunikan manusia yang genetis (nature) dan lingkungan (nurture) merupakan dua factor yang sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Genetis terkait dengan keturunan dan keunikan. Sebagai contoh sifat anak-anak bukan merupakan rata-rata dari sifat bapak dan ibunya, teapi akan dominan pada salah satu sifat bapak dan ibunya. Contoh lainnya adalah setiap manusia berbeda walaupun kembar. Perbedaan tersebut disebabkan oleh factor genetis yang diberikan oleh alam. Sedangkan lingkungan merupakan segala sesuatu yang sifatnya eksternal terhadap diri individu. Factor lingkungan terkait dengan gizi, sarana, cinta dan keamanan (Semiawan, 2002).
Peneltian Genetis (Genetic research) baru dapat mendeskripsikan (what is) gejala yang ada berkenaan dengan perkembangan manusia. Penelitian genetis tidak dapat memprediksi (what could) perkembangan manusia dan juga tidak dapat mempreskripsikan (what should), (Semiawan, 2002).

Hasil penelitian terhadap 12 anak kembar menunjukkan bahwa kedanya, baik nature maupun nurture, sangat berperan terhadap keaslian perbedaan individu dalam kemampuan kognitif secara umum. Hasil penelitian yang mutakhir tentang hal tersebut juga mendukung perbedaan kemampuan intelektual. Kesimpulannya bahwa sumbangan factor genetis terhadap perbedaan individu manusia dalam intelegensi adalah signifikan dan secara substansial merupakan kenyataan yang ditemukan dalam penelitian intelegensi (Katzko & Monks, 1995).

Perkembangan Penelitian genetic menunjukkan bahwa generalisasi dari intelegensi merupakan suatu fenomena genetik. Pada masa progresif, lingkungan berpengaruh sangat luar biasa terhadap perkembangan intelegensi. Hal ini sangat tekait dengan perolehan pengalaman di sekolah. Kesimpulan lainnya adalah makin bertambah umur, pengaruh genetis terhadap perkembangan intelegensi makin bertambah (Semiawan, 2002).

Multivariate genetic research, yaitu penelitian genetic yang dihubungkan dengan variable lain, menyimpulkan bahwa terdapat tumpang tindih hubungan yang signifikan antara genetik dan intelegensi juga prestasi sekolah. Hal yang lebih penting dalam penelitian genetis adalah rancangan terhadap desain penelitian, dimana terdapat peran aktif anak (development interface), sehingga dapat menyaring atau meyeleksi, mengubah, memodifikasi dan menciptakan lingkungan (Semiawan, 2002).

Secara mendasar manusia memiliki potensi untuk berubah (tend to change) menuju kearah perkembangan (development) dengan cara berinteraksi (interact) dengan lingkungannya. Interaksi inilah yang menghasilkan penemuan (discovery) tentang siapa dirinya dan pertemuan (encounter) dengan mereka yang signifikan bagi perkembangan (Semiawan, 1999).

Apabila interaksi sosial manusia mengalami kegagalan yang fundamental, ia akan tetap berupaya mencari hal-hal baru. Untuk mengaktualisasikan (to actualize) dirinya, terutama terhadap lingkungan terdekat sebagai manifestasi manusia yang memiliki kecenderungan to survive (Semiawan, 2002).

Situs : http://rumah4ilmu.wordpress.com/2009/04/13/kuliah-i-neurosains-dalam-pembelajaran/
            Selasa, 26 Maret 2013             20:15:30

Komentar atau  Tanggapan Saya :

Sebagaimana kita tau bahwa otak manusia adalah aset yang paling berharga yang dimiliki oleh manusia, otak manusia adalah salah satu penyusun saraf dan pusat kecerdasan berpikir.
Inilah satu-satunya organ yang berkembang, sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri.Selain itu di dalam tubuh manusia otak merupakan organ yang vital, karena otaklah yang mengatur seluruh sistem yang ada dalam tubuh manusia, sehingga tetap berjalan serasi dan seimbang. Otak manusia menurut daya kerjanya dibagi 2 bagian, otak kanan dan otak kiri.
Otak manusia apabila dioptimalkan dengan baik, maka jumlah neuronnya dapat mencapai 100 milyar. Namun apabila tidak ada pengulangan atau tanpa adanya proses belajar dan peningkatan pengetahuan yang berkala dan berkesinambungan, maka myelin akan hilang dan informasi yang ada dalam otak pun akan hilang, sementara bisa kita lihat masyarakat umumnya lebih mementingkan analisis, logika, matematika dan jarang sekali memperhatikan atau kurang mengoptimalkan fungsi belahan otak kanan dalam pembelajaran. Pada kenyataannya memang sejak awal pendidikan mata pelajaran yang memakai fungsi belahan otak kanan hanya sedikit, seperti kesenian dan musik.

Untuk itu tugas kita sekarang sebagai calon pendidik adalah bagaimana cara kita mempelajari perkembangan otak, agar otak anak dapat teroptimalkan dengan baik. Sebenarnya optimalisasi kinerja kedua belahan otak kiri dan kanan sama penting dan kuatnya. Mereka saling melengkapi satu dengan yang lain. Artinya, tidak hanya menekankan pada kemampuan otak kiri saja, namun juga mengembangkan kemampuan otak kanan. Tidak hanya otak kiri, memberdayakan otak kanan dalam proses pembelajaran perlu dilakukan dan ditingkatkan intensitasnya. Pemberdayaan otak kanan sangat penting dalam membangun kecerdasan peserta didik. Peserta didik yang cerdas secara intelektual dan emosional mempunyai peluang yang lebih besar dalam memperoleh keberhasilan di sekolah. Otak kanan sangat penting dalam menunjang keberhasilan di sekolah. Oleh karena itu agar proses pendidikan di sekolah dapat berhasil, maka pendidikan harus mengacu pada pembejaran kedua belahan otak secara menyeluruh. Berbagai cara bisa dilakukan untuk melatih otak, misalnya saja dengan belajar bagi terutama untuk para siswa, menganalisis, diskusi, mengisi TTS, menulis, bermain rubik. Bahkan ada pihak yang memang sengaja membuka pusat latihan otak. Tujuannya selain untuk kecerdasan juga untuk meningkatkan kemampuan otak sehingga menjadi lebih efektif ketika digunakan untuk aktivitas-aktivitas yang memerlukan pikiran lebih.

2.      Kenapa guru PAUD atau orang tua dilarang menggunakan kata “ JANGAN” kepada AUD , hubungan alasan anda dalam teori neurosains !!!

Jawab :

Kita tahu bahwa usia anak, terutama periode umur 2 sampai 5 atau 6 tahun adalah masa eksplorasi. Pada masa jelajah ini rasa ingin tahu anak sangat besar dan lebih aktif dari sebelumnya. Menurut Erik Erikson, ini adalah masa penting membangun sikap kemandirian untuk mengekspresikan pikiran dan tindakan (autonomy) anak, serta membangun sikap penuh inisiatif dan kreatifnya. Semuanya ini adalah pondasi penting untuk memupuk rasa percaya diri anak. Tapi sayangnya, banyak orang tua yang tidak tahu bagaimana menghadapi perangai alami anak-anak usia tersebut. Keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru, kelincahan anak yang luar biasa yang sering merepotkan orangtuanya, sering dianggap sebagai suatu kenakalan. Misalnya, seorang anak usia 3 tahun yang begitu gembira mendapatkan ilmu baru bahwa ketika gelas dilempar akan jatuh ke bawah dan pecah, tetapi orangtuanya justru memarahinya. Atau, seorang anak yang membongkar mainannya karena ingin tahu bagaimana bagian benda-benda bisa tersusun menjadi sebuah rangkaian mainan akan membuat orang tuanya marah.

Akibatnya, kata-kata “jangan”, “tidak boleh”, dan ancaman sering dilontarkan oleh para orang tua. Bahkan, banyak anak yang sudah mendapatkan makian dan pukulan. Cara yang salah dalam mendisiplinkan anak seperti ini akan membunuh rasa percaya diri anak karena anak akan takut mengembangkan dan mengekspresikan pikiran dan pendapatnya (shame / doubt). Rasa percaya diri anak akan tereduksi bila anak mengalami ketakutan besar untuk bertindak dan mengambil risiko (guilt), sehingga akan menjadi pribadi minder, apatis, bahkan agresif.

Pengalaman negatif yang dialami semasa kanak-kanak akan direkam otak dan terbawa sampai dewasa, karena 90% perkembangan otak terjadi pada usia di bawah 7 tahun.

. Bisa dibayangkan, apabila seseorang dibesarkan dengan lebih dari 148.000 kali kata “JANGAN”, maka berarti minimal sudah ada 148.000 “program” yang bernuansa negatif, depresing, kesalahan dan salah serta kekhawatiran yang ditanamkan ke otak seseorang. Setiap kata “JANGAN” dengan demikian akan selalu berasosiasi dengan hal yang negatif, salah, menekan, masalah, dan kekhawatiran.

Orang tua, guru, atau orang-orang terdekat lainnya, secara tidak sengaja telah membiasakan anak-anak mereka sejak kecil (bahkan mungkin sejak anak berumur sekitar 1 tahun) untuk berfokus dan selalu memikirkan hal-hal yang negatif, hal-hal yang salah, dan hal-hal yang mengkhawatirkan. Seseorang yang sejak kecil hingga menjelang dewasa selalu dibiasakan untuk melihat hal-hal yang bernuansa negatif, selanjutnya akan tumbuh menjadi orang yang “sulit untuk mencari kebaikan” dan hal-hal yang positif.

Jadi, apabila kita ingin anak kita mempunyai rasa percaya diri untuk dapat menjelajahi kehidupannya kelak ketika dewasa, berikan sebanyaknya pengalaman positif, yaitu dengan menggantikan kata-kata “jangan” atau “tidak boleh”, dengan kata-kata yang dapat membangun rasa percaya dirinya. Berikut ini contoh cara kita untuk menggantikan kata “ JANGAN” pada anak :
  • Ubahlah kata-kata kita . Misalnya, “Awas, jangan main bola di ruang tamu , Nak !”, kita dapat berkata, “Ayo main bola di halaman, karena kalau di dalam ruangan bisa kena kaca jendela, nanti bisa pecah.” Atau, “Tidak boleh mencoret-coret meja!”, kita dapat memberikan kertas, “Kalau menggambar bisa di atas kertas, karena meja bisa kotor dan sulit untuk membersihkannya.” Apabila anak dalam keadaan bahaya sehingga memerlukan reaksi cepat, kita dapat menggantikan kata-kata spontan “Stop, ada mobil!”, “Panas sekali” “Bahaya.”
Dengan cara ini anak merasa dihargai pendapatnya dan merasa mampu untuk mengambil keputusan dan memegang kendali, walaupun sebetulnya ia sedang mematuhi perintah orangtuanya.







3.      Tuliskanlah implikasi dari pengaruh gizi dan optimalisasi belahan otak kiri AUD melalui belahan otak kanan dalam pembelajaran AUD !!!

Jawab :

·         Implikasi dari pengaruh gizi

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak.

Jenis-jenis zat gizi penujang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
a)        Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibuthkan sebagai sumber energi untuk membentu sel-sel otak baru.
b)        Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.
c)        Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.
d)       Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerj aotak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.
e)        Vitamin A. Meningkatkan daya tahan tubuh.
f)         Vitamin D. Menjaga kesehatan tulang dan gigi.
g)        DHA 224 mg/5 ml. Membantu perkembangan sel-sel otak.
h)        Zat Gizi Untuk Kecerdasan Balita

        Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, tentu saja orang tua harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, anak selayaknya mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Di dunia banyak sekali aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, namun ada beberapa yang paling penting. Di antaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein,zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu
- DHA (asam dokosaheksaenoat) atau yang kita kenal sebagai omega-3
Asam lemak omega-3 berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 bisa mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, mungkin saja terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
- AA (asam arakidonat) atau omega-6
  Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu bertugas sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak. Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.

o   Kalori dan protein
Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, serta susu dan produk olahannya. Juga minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.

o   Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana ia mengangkut dan membagikan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ia juga berperan dalam pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

o   Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan sel darah merah, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.

o   Seng(Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

kecerdasan dan kondisi anak terletak pada kandungan gizi pada makanan yang ia makan selama ini. Nah untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman dan yang pasti suasana keluarga yang harmonis. Tidah hanya itu saja, memberikan stimulasi seimbang dapat mengasah kecerdasan anak, misalnya bermain dengan alat permainan yang dapat merangsang daya pikir sesuai usia mereka.
          Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :
Ø  Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3 -DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak anda.
Ø  Telur, kuning telur ternyata padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.
Ø  Kacang tanah atau dalam bahasa inggrisnya peanut, ini merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.
Ø  Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
Ø  Daging sapi tanpa lemak, Selain Mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.
Ø  Gandum murni, Serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. selain itu gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.
Ø  Strawberry, cherry, blueberry, dan blackberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyaknutrisinya

DHA (docosahexaenoic acid), bermanfaat untuk membantu mengoptimalkan proses perkembangan otak. DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi penting , yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina). Dan kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

·         Optimalisasi belahan otak kiri AUD melalui belahan otak kanan dalam pembelajaran AUD

Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitifan holistik.

Cara bepikirnya sesuai dengan cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan ( merasakan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.

Cara kita sebagai pendidik mengoptimalisasikan otak kiri dan otak kanan anak , misalnya :




o   Bepikir Visual

Proses pembelajaran akan lebih efektif apabila pendidik menyampaikan berbagai materi pembelajaran menggunakan gambar ( visual ). Peserta didik lebih mudah memahami berbagai gagasan yang ditangkap melalu gambar, peta, diagram, bagan, dan pemodelan. Contohnya Dalam materi pembelajaran Matematika mempelajari bangun ruang diungkapkan melalui model balok, kubus, tabung dan seterusnya. Pemikiran yang diungkapkan dengan gambaran fisik membantu peserta didik mengingat suatu kosa kata atau definisi dari pada membaca dan menghafalkan definisi.

o   BahasaEvokatif

Bahasa evokatif adalah bahasa yang mampu menggugah rasa. Penggunaan bahasa evokatif dapat menimbulkan lebih dari satu pemahaman, tergantung pada pengalamn subyektif pendengar. Bahasa evokatif akan menggugah rasa jika dibaca secara prosais, sehingga berkesan sensual dan memunculkan lebih dari satu makna. Bahasa evokatif bukan menyatakan tetapi menduga. Misalnya pernyataan “Hatinya seputih salju”, akan menimbulkan gambaran yang sedikit berbeda untuk setiap pendengar. Proses pembelajaran dengan menggunakan bahasa evokatif merupakan pendekatan verbal yang dapat memberdayakan otak kanan. Teknik pembelajaran ini seberapa jauh dapat memainkan peran tergantung kemampuan dan profesiaonalitas pendidik

o   Fantasi

Fantasi merupakan bentuk lain dari pemikiran visual. Fantasi yaitu kemampuan untuk menghasilkan dan memanipulasi gambaran dalam alam pikiran atau mental. teknik pembelajaran ini digunakan untuk menerjemahkan materi pembelajaran yang disajikan secara verbal menjadi gambaran-gambaran mental. Fantasi membantu untuk memahami fenomena yang tidak dapat dialami sendiri oleh peserta didik. Misalnya pada peristiwa fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Peserta didik membayangkan dirinya sendiri sebagai sebuah pohon yang sedang mengambil ( menghirup ) udara ( CO2 ) melalui stomata ( Mulut daun ).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar