UTS
“ NEORO SAINS “
Disusun Oleh :
Nama : CICI RATNA SARI
Nim : 1200811
JURUSAN PG –
PAUD
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2013
1. Carilah 1 artikel tentang neurosains dalam
pembelajaran AUD, kemudian komentar / saran / tanggapan anda !!!
Jawab :
Kuliah I Neurosains
dalam Pembelajaran
BAB I
POTENSI ANAK USIA DINI 0 – 8 TAHUN
A.
Keberadaan
Manusia
Manusia
merupakan makhluk yang dianugerahi oleh Allah SWT berupa emosi, imajinasi, akal
dan daya cipta intelektual yang tidak dimiliki oleh binatang. Dari kelebihan
tersebut, manusia dapat menemukan berbagai ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
akhirnya memiliki kemampuan yang disebut foresight ability, yaitu
kemampuan untuk mengantisipasi (meramal) kejadian pada masa mendatang.
Manusia
memerlukan masa belajar yang panjang, sepanjang hayat. Manusia mempunyai tujuan
hidup dan tujuan tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk melangsungkan
kehidupan. Menurut Martin Buber, filsuf, mengatakan bahwa hakikat kemanusiaan
adalah karena adanya manusia lain (the essence of man is man with man).
Kierkegaard berpendapat bahwa manusia disebut manusia bila berhadapan dengan
Tuhannya. Filsuf lainnya, seperti Rene Descrates, menyatakan: “Saya berpikir,
oleh karena itu, saya ada” (“Cogito, ergo sum”).
Dalam
teori Tabula rasa John Locke, manusia dilahirkan seperti kertas putih dan
kepribadiannya tergatung dari coretan-coretan yang diberikan manusia lain pada
kertas tersebut. William Stern menyatakan bahwa manusia lahir dengan potensi
atau disposisi tertentu yang melalui belajar potensi tersebut diubah menjadi
kemampuan nyata. Apabila anak telah menunjukkan kemampuannya berarti potensi
mereka telah teraktualisasikan (terwujud).
Manusia
lahir dengan potensi, namun untuk mengaktualisasikan potensi tersebut manusia
perlu mendapat bimbingan dari lingkungan sekitarnya. Jika lingkungan tidak
mendukung, maka potensi yang dimiliki manusia tidak akan berkembang. Misalnya,
seorang anak manusia (bayi) yang dibesarkan oleh seekor serigala. Dia akan
berjalan dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakinya, merangkak seumur
hidupnya, karena tidak ada yang mengajarinya berjalan seperti manusia.
B.
Potensi
yang dimiliki Otak Manusia
Setiap
Anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (inherent
component of ability) yang berbeda-beda dan yang terwujud karena interaksi
yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan. Berbagai
kemampuan yang teraktualisasikan beranjak dari berfungsinya otak kita.
Berfungsinya
otak kita, adalah hasil interaksi dari cetakan biru (blue print) genetis dan
pengaruh lingkungan itu. Pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak
yang memuat 100 – 200 milyar sel otak (Teyler, 1977, dalam Clark, 1986), siap
untuk dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat perkembangan potensi
tertinggi. Jumlah ini mncakup beberapa trilyun jenis informasi dalam hidup
manusia (Sogan, 1977, dalam Clark, 1986). Sayang sekali, riset membuktikan
bahwa hanya 5% dari kemampuan tersebut (Ferguson, 1973 dalam Clark, 1986).
Penggunaan system kompleks dari proses pengelolaan otak ini sebenarnya sangat
menentukan intelegensi maupun kepribadian dan kualitas kehidupan yang
dialami seseorang manusia, serta kualitas manusia itu sendiri. Untuk
meningkatkan kecerdasan anak maka produksi sel neuroglial, yaitu sel khusus
yang mengelilingi sel neuron yang merupakan unit dasar otak, dapat ditingkatkan
melalui berbagai stimulus yang menambah aktivitas antara sel neuron (synaptic
activity), dan yang memungkinkan akselerasi proses berpikir (Thomson,
Berger dan Bery, 1980, dalam Clark, 1986).
Otak
dewasa manusia tak lebih dari 1,5 kg, namun otak tersebut adalah pusat berpikir,
perilaku serta emosi manusia yang mencerminkan seluruh dirinya (selfhood),
kebudayaan, kejiwaan serta bahasa dan ingatan. Descrates pernah mengutarakan
bahwa otak merupakan pusat kesadaran orang, ibarat saisnya, sedangkan badan
manusia adalah kudanya.
Kecerdasan
orang juga banyak ditentukan oleh struktur otak. Cerebrum otak besar dibagi
dalam dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpus
callosum. Belahan otak kanan menguasai belahan kiri badan. Respon, tugas
dan fungsi belahan otak kiri dan kanan berbeda dalam menghayati berbagai pengalaman
belajar, sebagaimana seorang mengalami realitas secara berbeda-beda dan unik.
Belahan belahan otak kiri terutama berfugsi untuk merespon terhadap hal yang
sifatnya liner, logis, teratur, sedangkan yang kanan untuk mengembangkan imajinasi
dan kreativitas. Berfungsinya belahan otak kanan inilah yang perlu digalakan
dalam pengembangan kreativitas. Sayang sekali, sekolah-sekolah kita pada
umumnya kurang memperhatikan berfungsinya belahan otak kanan.
Pembelajaran
yang mengendalikan berfungsinya kedua belahan otak secara harmonis akan banyak
membantu anak berprakarsa mengatasi dirinya, meningkatkan prestasi belajar
sehingga mencapai kemandirian dan mampu menghadapi berbagai tantangan.
C.
Nature
vs Nurture
Keturunan
dan factor keunikan manusia yang genetis (nature) dan lingkungan (nurture)
merupakan dua factor yang sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
Genetis terkait dengan keturunan dan keunikan. Sebagai contoh sifat anak-anak
bukan merupakan rata-rata dari sifat bapak dan ibunya, teapi akan dominan pada
salah satu sifat bapak dan ibunya. Contoh lainnya adalah setiap manusia berbeda
walaupun kembar. Perbedaan tersebut disebabkan oleh factor genetis yang
diberikan oleh alam. Sedangkan lingkungan merupakan segala sesuatu yang
sifatnya eksternal terhadap diri individu. Factor lingkungan terkait dengan gizi,
sarana, cinta dan keamanan (Semiawan, 2002).
Peneltian
Genetis (Genetic research) baru dapat mendeskripsikan (what is)
gejala yang ada berkenaan dengan perkembangan manusia. Penelitian genetis tidak
dapat memprediksi (what could) perkembangan manusia dan juga tidak dapat
mempreskripsikan (what should), (Semiawan, 2002).
Hasil
penelitian terhadap 12 anak kembar menunjukkan bahwa kedanya, baik nature
maupun nurture, sangat berperan terhadap keaslian perbedaan individu dalam
kemampuan kognitif secara umum. Hasil penelitian yang mutakhir tentang hal
tersebut juga mendukung perbedaan kemampuan intelektual. Kesimpulannya bahwa sumbangan
factor genetis terhadap perbedaan individu manusia dalam intelegensi adalah
signifikan dan secara substansial merupakan kenyataan yang ditemukan dalam
penelitian intelegensi (Katzko & Monks, 1995).
Perkembangan
Penelitian genetic menunjukkan bahwa generalisasi dari intelegensi merupakan
suatu fenomena genetik. Pada masa progresif, lingkungan berpengaruh sangat luar
biasa terhadap perkembangan intelegensi. Hal ini sangat tekait dengan perolehan
pengalaman di sekolah. Kesimpulan lainnya adalah makin bertambah umur, pengaruh
genetis terhadap perkembangan intelegensi makin bertambah (Semiawan, 2002).
Multivariate
genetic research, yaitu penelitian
genetic yang dihubungkan dengan variable lain, menyimpulkan bahwa terdapat
tumpang tindih hubungan yang signifikan antara genetik dan intelegensi juga
prestasi sekolah. Hal yang lebih penting dalam penelitian genetis adalah
rancangan terhadap desain penelitian, dimana terdapat peran aktif anak (development
interface), sehingga dapat menyaring atau meyeleksi, mengubah, memodifikasi
dan menciptakan lingkungan (Semiawan, 2002).
Secara
mendasar manusia memiliki potensi untuk berubah (tend to change) menuju
kearah perkembangan (development) dengan cara berinteraksi (interact)
dengan lingkungannya. Interaksi inilah yang menghasilkan penemuan (discovery)
tentang siapa dirinya dan pertemuan (encounter) dengan mereka yang
signifikan bagi perkembangan (Semiawan, 1999).
Apabila
interaksi sosial manusia mengalami kegagalan yang fundamental, ia akan tetap
berupaya mencari hal-hal baru. Untuk mengaktualisasikan (to actualize)
dirinya, terutama terhadap lingkungan terdekat sebagai manifestasi manusia yang
memiliki kecenderungan to survive (Semiawan, 2002).
Situs : http://rumah4ilmu.wordpress.com/2009/04/13/kuliah-i-neurosains-dalam-pembelajaran/
Selasa, 26
Maret 2013 20:15:30
Komentar atau Tanggapan Saya :
Sebagaimana kita tau bahwa otak manusia
adalah aset yang paling berharga yang dimiliki oleh manusia, otak manusia
adalah salah satu penyusun saraf dan pusat kecerdasan berpikir.
Inilah
satu-satunya organ yang berkembang, sehingga ia dapat mempelajari dirinya
sendiri.Selain itu di dalam tubuh manusia otak merupakan organ yang vital,
karena otaklah yang mengatur seluruh sistem yang ada dalam tubuh manusia,
sehingga tetap berjalan serasi dan seimbang. Otak manusia menurut daya kerjanya
dibagi 2 bagian, otak kanan dan otak kiri.
Otak
manusia apabila dioptimalkan dengan baik, maka jumlah neuronnya dapat mencapai
100 milyar. Namun apabila tidak ada pengulangan atau tanpa adanya proses
belajar dan peningkatan pengetahuan yang berkala dan berkesinambungan, maka
myelin akan hilang dan informasi yang ada dalam otak pun akan hilang, sementara
bisa kita lihat masyarakat umumnya lebih mementingkan analisis, logika,
matematika dan jarang sekali memperhatikan atau kurang mengoptimalkan fungsi
belahan otak kanan dalam pembelajaran. Pada kenyataannya memang sejak awal
pendidikan mata pelajaran yang memakai fungsi belahan otak kanan hanya sedikit,
seperti kesenian dan musik.
Untuk itu tugas kita sekarang sebagai
calon pendidik adalah bagaimana cara kita mempelajari perkembangan otak, agar
otak anak dapat teroptimalkan dengan baik. Sebenarnya optimalisasi kinerja kedua
belahan otak kiri dan kanan sama penting dan kuatnya. Mereka saling melengkapi
satu dengan yang lain. Artinya, tidak hanya menekankan pada kemampuan otak kiri
saja, namun juga mengembangkan kemampuan otak kanan. Tidak hanya otak kiri,
memberdayakan otak kanan dalam proses pembelajaran perlu dilakukan dan
ditingkatkan intensitasnya. Pemberdayaan otak kanan sangat penting dalam
membangun kecerdasan peserta didik. Peserta didik yang cerdas secara
intelektual dan emosional mempunyai peluang yang lebih besar dalam memperoleh
keberhasilan di sekolah. Otak kanan sangat penting dalam menunjang keberhasilan
di sekolah. Oleh karena itu agar proses pendidikan di sekolah dapat berhasil,
maka pendidikan harus mengacu pada pembejaran kedua belahan otak secara
menyeluruh. Berbagai cara bisa dilakukan untuk melatih otak, misalnya saja
dengan belajar bagi terutama untuk para siswa, menganalisis, diskusi, mengisi
TTS, menulis, bermain rubik. Bahkan ada pihak yang memang sengaja membuka pusat
latihan otak. Tujuannya selain untuk kecerdasan juga untuk meningkatkan
kemampuan otak sehingga menjadi lebih efektif ketika digunakan untuk
aktivitas-aktivitas yang memerlukan pikiran lebih.
2. Kenapa guru PAUD atau orang tua dilarang
menggunakan kata “ JANGAN” kepada AUD , hubungan alasan anda dalam teori
neurosains !!!
Jawab :
Kita tahu bahwa usia anak, terutama
periode umur 2 sampai 5 atau 6 tahun adalah masa eksplorasi. Pada masa jelajah
ini rasa ingin tahu anak sangat besar dan lebih aktif dari sebelumnya. Menurut
Erik Erikson, ini adalah masa penting membangun sikap kemandirian untuk
mengekspresikan pikiran dan tindakan (autonomy) anak, serta membangun
sikap penuh inisiatif dan kreatifnya. Semuanya ini adalah pondasi penting untuk
memupuk rasa percaya diri anak. Tapi sayangnya, banyak orang tua yang tidak
tahu bagaimana menghadapi perangai alami anak-anak usia tersebut. Keinginan
untuk mencoba hal-hal yang baru, kelincahan anak yang luar biasa yang sering
merepotkan orangtuanya, sering dianggap sebagai suatu kenakalan. Misalnya,
seorang anak usia 3 tahun yang begitu gembira mendapatkan ilmu baru bahwa
ketika gelas dilempar akan jatuh ke bawah dan pecah, tetapi orangtuanya justru
memarahinya. Atau, seorang anak yang membongkar mainannya karena ingin tahu
bagaimana bagian benda-benda bisa tersusun menjadi sebuah rangkaian mainan akan
membuat orang tuanya marah.
Akibatnya, kata-kata “jangan”, “tidak
boleh”, dan ancaman sering dilontarkan oleh para orang tua. Bahkan, banyak anak
yang sudah mendapatkan makian dan pukulan. Cara yang salah dalam mendisiplinkan
anak seperti ini akan membunuh rasa percaya diri anak karena anak akan takut mengembangkan dan mengekspresikan pikiran dan pendapatnya (shame
/ doubt). Rasa percaya diri anak akan tereduksi bila anak mengalami
ketakutan besar untuk bertindak dan mengambil risiko (guilt), sehingga
akan menjadi pribadi minder, apatis, bahkan agresif.
Pengalaman negatif yang dialami semasa
kanak-kanak akan direkam otak dan terbawa sampai dewasa, karena 90%
perkembangan otak terjadi pada usia di bawah 7 tahun.
. Bisa dibayangkan, apabila seseorang dibesarkan dengan lebih dari 148.000 kali kata “JANGAN”, maka berarti minimal sudah ada 148.000 “program” yang bernuansa negatif, depresing, kesalahan dan salah serta kekhawatiran yang ditanamkan ke otak seseorang. Setiap kata “JANGAN” dengan demikian akan selalu berasosiasi dengan hal yang negatif, salah, menekan, masalah, dan kekhawatiran.
Orang
tua, guru, atau orang-orang terdekat lainnya, secara tidak sengaja telah
membiasakan anak-anak mereka sejak kecil (bahkan mungkin sejak anak berumur
sekitar 1 tahun) untuk berfokus dan selalu memikirkan hal-hal yang negatif,
hal-hal yang salah, dan hal-hal yang mengkhawatirkan. Seseorang yang sejak
kecil hingga menjelang dewasa selalu dibiasakan untuk melihat hal-hal yang bernuansa
negatif, selanjutnya akan tumbuh menjadi orang yang “sulit untuk mencari
kebaikan” dan hal-hal yang positif.
Jadi,
apabila kita ingin anak kita mempunyai rasa percaya diri untuk dapat
menjelajahi kehidupannya kelak ketika dewasa, berikan sebanyaknya pengalaman
positif, yaitu dengan menggantikan kata-kata “jangan” atau “tidak boleh”,
dengan kata-kata yang dapat membangun rasa percaya dirinya. Berikut ini contoh
cara kita untuk menggantikan kata “ JANGAN” pada anak :
- Ubahlah kata-kata kita . Misalnya, “Awas, jangan main bola di ruang tamu , Nak !”, kita dapat berkata, “Ayo main bola di halaman, karena kalau di dalam ruangan bisa kena kaca jendela, nanti bisa pecah.” Atau, “Tidak boleh mencoret-coret meja!”, kita dapat memberikan kertas, “Kalau menggambar bisa di atas kertas, karena meja bisa kotor dan sulit untuk membersihkannya.” Apabila anak dalam keadaan bahaya sehingga memerlukan reaksi cepat, kita dapat menggantikan kata-kata spontan “Stop, ada mobil!”, “Panas sekali” “Bahaya.”
Dengan
cara ini anak merasa dihargai pendapatnya dan merasa mampu untuk mengambil
keputusan dan memegang kendali, walaupun sebetulnya ia sedang mematuhi perintah
orangtuanya.
3. Tuliskanlah implikasi dari pengaruh gizi
dan optimalisasi belahan otak kiri AUD melalui belahan otak kanan dalam
pembelajaran AUD !!!
Jawab :
·
Implikasi
dari pengaruh gizi
Gizi merupakan salah satu penentu
kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap
individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia
lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan
penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak.
Jenis-jenis
zat gizi penujang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
a)
Karbohidrat,
dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibuthkan sebagai sumber energi
untuk membentu sel-sel otak baru.
b)
Protein,
baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan
penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari
sel otak satu ke sel otak yang lain.
c)
Lemak,
terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak
baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling
utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan
DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti
ikan kod.
d) Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan
untuk membantu fungsi kerj aotak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf
pusat.
e)
Vitamin
A. Meningkatkan daya tahan tubuh.
f)
Vitamin
D. Menjaga kesehatan tulang dan gigi.
g)
DHA
224 mg/5 ml. Membantu perkembangan sel-sel otak.
h)
Zat
Gizi Untuk Kecerdasan Balita
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, tentu saja orang tua harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, anak selayaknya mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Di dunia banyak sekali aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, namun ada beberapa yang paling penting. Di antaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan protein,zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu
- DHA (asam dokosaheksaenoat) atau yang
kita kenal sebagai omega-3
Asam lemak omega-3 berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 bisa mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, mungkin saja terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
Asam lemak omega-3 berperan besar dalam perkembangan sel saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 bisa mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, mungkin saja terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.
- AA (asam
arakidonat) atau omega-6
Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu bertugas sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak. Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu bertugas sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak. Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.
o
Kalori
dan protein
Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, serta susu dan produk olahannya. Juga minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.
Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, serta susu dan produk olahannya. Juga minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.
o
Zat
besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana ia mengangkut dan membagikan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ia juga berperan dalam pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana ia mengangkut dan membagikan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ia juga berperan dalam pembentukan sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.
o Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan sel darah merah, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan sel darah merah, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan sel darah merah. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
o
Seng(Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
kecerdasan
dan kondisi anak terletak pada kandungan gizi pada makanan yang ia makan selama
ini. Nah untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua
memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif,
kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman dan yang pasti
suasana keluarga yang harmonis. Tidah hanya itu saja, memberikan stimulasi
seimbang dapat mengasah kecerdasan anak, misalnya bermain dengan alat permainan
yang dapat merangsang daya pikir sesuai usia mereka.
Berikut ini adalah 7 makanan yang
baik untuk kecerdasan anak :
Ø
Ikan
salmon yaitu sumber asam lemak omega-3 -DHA and EPA- yang keduanya penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak anda.
Ø
Telur,
kuning telur ternyata padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu
perkembangan daya ingat.
Ø
Kacang
tanah atau dalam bahasa inggrisnya peanut, ini merupakan sumber vitamin E.
Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan
energi.
Ø
Susu
dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat
penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.
Ø
Daging
sapi tanpa lemak, Selain Mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara
daya ingat dan kecerdasan anak.
Ø
Gandum
murni, Serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh,
selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem
saraf. selain itu gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan
sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.
Ø
Strawberry,
cherry, blueberry, dan blackberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar
tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang
sangat penting untuk kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya,
semakin banyaknutrisinya
DHA (docosahexaenoic acid), bermanfaat
untuk membantu mengoptimalkan proses perkembangan otak. DHA merupakan bahan
baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi penting ,
yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan
memelihara fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina). Dan kekurangan
zat besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan
kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lalai dan
cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan
produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
infeksi.
·
Optimalisasi
belahan otak kiri AUD melalui belahan otak kanan dalam pembelajaran AUD
Proses berpikir otak kiri bersifat
logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun
berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara
berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca,
asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Cara
berpikir otak kanan bersifat acak,
tidak teratur, intuitifan holistik.
Cara
bepikirnya sesuai dengan cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti
perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan ( merasakan
kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan
pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Cara kita sebagai pendidik mengoptimalisasikan otak kiri dan otak kanan anak , misalnya :
Cara kita sebagai pendidik mengoptimalisasikan otak kiri dan otak kanan anak , misalnya :
o Bepikir Visual
Proses
pembelajaran akan lebih efektif apabila pendidik menyampaikan berbagai materi
pembelajaran menggunakan gambar ( visual ). Peserta didik lebih mudah memahami
berbagai gagasan yang ditangkap melalu gambar, peta, diagram, bagan, dan
pemodelan. Contohnya Dalam materi pembelajaran Matematika mempelajari bangun
ruang diungkapkan melalui model balok, kubus, tabung dan seterusnya. Pemikiran
yang diungkapkan dengan gambaran fisik membantu peserta didik mengingat suatu
kosa kata atau definisi dari pada membaca dan menghafalkan definisi.
o
BahasaEvokatif
Bahasa evokatif adalah bahasa yang mampu menggugah rasa. Penggunaan bahasa evokatif dapat menimbulkan lebih dari satu pemahaman, tergantung pada pengalamn subyektif pendengar. Bahasa evokatif akan menggugah rasa jika dibaca secara prosais, sehingga berkesan sensual dan memunculkan lebih dari satu makna. Bahasa evokatif bukan menyatakan tetapi menduga. Misalnya pernyataan “Hatinya seputih salju”, akan menimbulkan gambaran yang sedikit berbeda untuk setiap pendengar. Proses pembelajaran dengan menggunakan bahasa evokatif merupakan pendekatan verbal yang dapat memberdayakan otak kanan. Teknik pembelajaran ini seberapa jauh dapat memainkan peran tergantung kemampuan dan profesiaonalitas pendidik
Bahasa evokatif adalah bahasa yang mampu menggugah rasa. Penggunaan bahasa evokatif dapat menimbulkan lebih dari satu pemahaman, tergantung pada pengalamn subyektif pendengar. Bahasa evokatif akan menggugah rasa jika dibaca secara prosais, sehingga berkesan sensual dan memunculkan lebih dari satu makna. Bahasa evokatif bukan menyatakan tetapi menduga. Misalnya pernyataan “Hatinya seputih salju”, akan menimbulkan gambaran yang sedikit berbeda untuk setiap pendengar. Proses pembelajaran dengan menggunakan bahasa evokatif merupakan pendekatan verbal yang dapat memberdayakan otak kanan. Teknik pembelajaran ini seberapa jauh dapat memainkan peran tergantung kemampuan dan profesiaonalitas pendidik
o
Fantasi
Fantasi merupakan bentuk lain dari pemikiran visual. Fantasi yaitu kemampuan untuk menghasilkan dan memanipulasi gambaran dalam alam pikiran atau mental. teknik pembelajaran ini digunakan untuk menerjemahkan materi pembelajaran yang disajikan secara verbal menjadi gambaran-gambaran mental. Fantasi membantu untuk memahami fenomena yang tidak dapat dialami sendiri oleh peserta didik. Misalnya pada peristiwa fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Peserta didik membayangkan dirinya sendiri sebagai sebuah pohon yang sedang mengambil ( menghirup ) udara ( CO2 ) melalui stomata ( Mulut daun ).
Fantasi merupakan bentuk lain dari pemikiran visual. Fantasi yaitu kemampuan untuk menghasilkan dan memanipulasi gambaran dalam alam pikiran atau mental. teknik pembelajaran ini digunakan untuk menerjemahkan materi pembelajaran yang disajikan secara verbal menjadi gambaran-gambaran mental. Fantasi membantu untuk memahami fenomena yang tidak dapat dialami sendiri oleh peserta didik. Misalnya pada peristiwa fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Peserta didik membayangkan dirinya sendiri sebagai sebuah pohon yang sedang mengambil ( menghirup ) udara ( CO2 ) melalui stomata ( Mulut daun ).
0 komentar:
Posting Komentar